

Pulau Madura sedang berada fase tidak baik-baik saja. Beberapa bulan ini aksi begal berulang kali terjadi bahkan disiang hari dilakukan dan menimpa guru sekolah. Anehnya kejadian tidak pernah terungkap meski warga masyarakat meminta peristiwa begal segera diusut tuntas.
Pihak kepolisian sudah menangkap pelaku curanmor tetapi angka aksi curanmor (begal) tak kunjung reda. Wilayah Bangkalan menjadi lokasi paling banyak ditemui aksi pembegalan.
Terbaru kepolisian resor Bangkalan melakukan razia besar-besaran dibeberapa titik demi menekan motor bodong. Daerah Bangkalan paling banyak menjadi tempat motor bodong. Oleh karenanya polisi Bangkalan sudah seminggu melakukan aksi razia kelengkapan surat surat motor.
Maraknya aksi begal serta kiriman motor bodong (penadah) dari luar pulau Madura bukan hanya faktor kebutuhan ekonomi. Akan tetapi minim nya pihak kepolisian menegakkan hukum secara kolektif. Belum lagi, kiyai (tokoh agama) sebagai kekuatan sosial masyarakat tampak acuh persoalan maraknya aksi begal yang datang setiap saat.
Kita tau, bahwa Madura dikenal sebagai kelompok masyarakat yang sangat religius, itu bisa dibuktikan banyaknya keberadaan pesantren sebagai simbol Islam mengakar kuat di Madura. Tetapi ditengah simbol Islam yang kuat di Madura justru tercoreng akibat banyaknya aksi begal, curas hingga kekerasan carok di Madura yang tidak mencerminkan nilai-nilai keislaman.
Peristiwa ini harus duduk bersama semua elemen masyarakat dan tokoh agama serta keterlibatan negara dalam menekan curanmor atau begal. Ini tidak bisa dianggap hanya persoalan negara tetapi tokoh agama juga harus menjadi garda terdepan dalam membantu menegakkan nilai-nilai keislaman. Agar citra Islam di Madura tidak hanya diklaim sepihak tetapi realitas dilapangkan jauh dari nilai nilai luhur Islam.

No Comments